Senin, 27 September 2010

2210205014 - Terminologi dan Dasar 3D


Tiga-dimensi atau 3D dapat diartikan sebagai suatu objek yang memiliki ukuran tiga-dimensi: lebar, panjang/tinggi, dan kedalaman. Sebagai contoh objek tiga-dimensi adalah sebuah kubus seperti yang diperlihatkan pada gambar 1. Pada gambar 1 terlihat bahwa objek kubus memiliki ukuran tiga-dimensi yaitu panjang, lebar dan kedalaman. 
 
Gambar 1 Kubus dalam bentuk tiga dimensi

Untuk benar-benar melihat 3D(true 3D) maka, suatu objek harus dilihat dengan menggunakan kedua mata atau memberikan gambar dua-dimensi(2D) secara terpisah dan unik dari suatu objek pada masing-masing bola mata. Sebagai contoh untuk mempermudah pemahaman pengertian diatas maka, diperlihatkan pada gambar 2 bahwa setiap mata menerima gambar 2D pada retinanya. Gambar 2D yang ditangkap oleh masing-masing retina merupakan dua gambar yang benar-benar berbeda, hal ini dikarenakan dua gambar ini diterima oleh retina dari dua sudut yang berbeda. Kemudian otak menggabungkan dua gambar berbeda ini menjadi bentuk gambar 3D dikepala.

 
Gambar 2 Ilustrasi melihat tiga dimensi

Pada gambar 2 sudut diantara gambar menjadi semakin mengecil jika objek semakin menjauh dan membesar jika objek semakain mendekat, fenomena ini dapat dipergunakan untuk mewujudkan efek 3D. Efek 3D dapat diperkuat dengan cara memperbesar sudut diantara dua gambar. View-master dan film 3D merupakan contoh penerapan teknologi yang memanfaatkan efek 3D dengan cara menggunakan lensa terpisah pada setiap mata atau menggunakan kacamata filter warna yang memisahkan dua gambar bertumpuk(superimposed).

Pada komputer grafik, perwujudan objek 3D pada layar datar komputer (monitor) dilakukan dengan cara menambahkan ilusi kedalaman(perspektif) atau dimensi ketiga, cara ini merupakan cara penampilan objeck 3D ke layar dua dimensi yang mendekati true 3D.

Telah diketahui bahwa salah satu ide untuk menampilkan objek 3D pada layar komputer adalah menggunakan perspektif, selain menggunakan perspektif penampilan objeck 3D dapat menggunakan efek 3D yang lainnya seperti: pewarnaan dan pembuatan bayangan, pencahayaan dan bayang-bayangnya, pemetaan tekstur, dan pengaburan, pencampuran dan tranparansi.


4 komentar:

  1. Presepsi stereo pada manusia didapat karena kedua mata manusia melihat suatu obyek tidak persis sama.

    BalasHapus
  2. saya kurang setuju jika manusia benar22 melihat 3d hanya bisa dilihat dengan 2 mata kenyataanya dengan 1 mata kita mampu melihat 3d ini ini dikarenakan Lensa mata merupakan lensa yang kenyal dan fleksibel yang dapat menyesuaikan dengan objek yang dilihat. Karena bayangan benda harus selalu difokuskan tepat di retina, lensa mata selalu berubah-ubah untuk menyesuaikan objek yang dilihat. Kemampuan mata untuk menyesuaikan diri terhadap objek yang dilihat dinamakan daya akomodasi mata , yang sampai sekarang kamera tercanggih belum mampu seperti mata kita

    BalasHapus
  3. bung soni benar juga...dengan stu mata kita masih bisa melihat benda dengan prespektif 3d, tetapi nggak bisa sempurna seperti melihat dengan 2 mata...karena dengan dua mata pun masih perlu bantuan alat berupa kacamata 3d untuk hasil yang sempurna.

    BalasHapus
  4. @eriksoni:Alasan mengapa manusia masih bisa melihat objek 3D dengan hanya menggunakan satu mata adalah adanya efek 3D yang lain, diantaranya adalah efek foreshortening, perubahan warna, tektur,cahaya, bayangan, dan kombinasi dan variasi kerapatan warna. Efek 3D ini yang menyebabkan otak memberikan persepsi 3D, dan seperti yang diketahui bahwa mata kita ini pada dasarnya memperoleh gambaran objek dunia ini dalam bentuk 2D sehingga apabila menggunakan dua mata maka otak dapat membangkitkan effek 3D (proyeksi) dari perbedaan sudut dua gambar 2D yang ditangkap oleh mata. Jadi untuk membuat suatu objek 3D pada bidang 2D sesuai dengan perspektif yang dibangkitkan oleh otak dengan kedua mata ketika melihat objek 3D pada dunia nyata maka ditiruhlah cara kerja otak ini dengan memainkan unsur kedalaman pada objek (projeksi).
    @Minarto Boy: Mungkin yang dimaksud bung minarto penggunaan kacamata 3D untuk menonton film 3D bukan menonton objek 3D pada dunia nyata. Jadi kalau yang dimaksud bung Minarto adalah kacamata 3D digunakan untuk film 3D maka jawabannya adalah kacamata 3D tersebut digunakan untuk membangkitkan efek 3D yang lebih alami dan disini diperlukan kacamata 3D karena dalam kasus film 3D, film tersebut membuat pendekatan penampakan 3D (objek 3D dalam media 2D) jadi untuk membangkitkan sensasi efek 3D yang benar-benar mengena (menggembalikan bentuk 3D pada media 2D menjadi Bentuk 3D seperti yang ditangkap mata pada dunia nyata)maka salah satunya menggunakan kacamata 3D dan masih banyak metode2 yang digunakan untuk merepresentasikan objek 3D dari beberapa penggunaan gambar yang diambil secara 2D.
    Note: ini sedikit pengertian yang saya pahami jika ada yang lebih baik tolong dishare ilmunya.

    BalasHapus